UNIVERSITAS MULAWARMAN

-Samarinda, Indonesia-

Sosial Ekonomi Perikanan

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

Laboratorium Ekonomi Sumberdaya Perikanan FPIK UNMUL selenggarakan kegiatan Kuliah Umum daring dengan tema “Karbon Biru Untuk Pembangunan Ekonomi Biru Nasional”

Admin - Published : 14 September 2021

Share :

Laboratorium Ekonomi Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Mulawarman dibawah pimpinan Heru Susilo, S.Pi., M.Si., Ph.D melaksanakan kegiatan Kuliah Umum daring dengan tema Karbon Biru Untuk Pembangunan Ekonomi Biru Nasional”. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Selasa, 14 September 2021 mulai pukul 14.00 – 16.30 WITA.

Kuliah umum ini dibuka oleh Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman, Dr. Ir. Komsanah Sukarti, M.P dengan mengundang narasumber dari, Kedeputian Bidang Sumberdaya Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, National Focal Poin Blue Economy Indian Ocean Rim Assosiation yaitu Andreas A. Hutahaean, S.Pi., M.Sc., Ph.D. Beliau juga adalah Kepala Bidang Pengelolaan Konservasi Perairan dan Pemberdayaan Pulau-Pulau Kecil pada Kementerian Kelautan Perikanan RI.

Pada kegiatan ini, pemaparan materi dan diskusi dipandu oleh Dr. Ir. Bambang Indratno Gunawan, S.Pi., M.Si., IPU sebagai moderator. Pemaparan materi oleh narasumber mengulas tentang :

  1. Kondisi geografis dan potensi ekonomi biru Indonesia
  2. Indonesia sebagai mega marine biodiversity dan blue carbon
  3. Stok, sumber dan akumulasi karbon pada ekosistem mangrove dan lamun
  4. Pengelolaan dan pembiayaan ekosistem karbon biru berkelanjutan

Kegiatan diskusi ilmiah secara daring ini diikuti oleh kurang lebih 350 peserta yang berasal dari berbagai instansi, seperti perguruan tinggi, lembaga pemerintahan, dan sebagainya. Tujuan dari terselenggaranya kegiatan kuliah umum ini adalah untuk mendiskusikan konsep dan peran karbon biru dalam pembangunan ekonomi biru yang dapat diimplikasikan di Indonesia.

Selanjutnya, kegiatan ini diakhiri dengan penyampaian kesimpulan dan penutup oleh moderator. Berikut ini beberapa poin simpulan dari kegiatan kuliah umum, antara lain adalah:

  1. Indonesia sebagai negaramega marine biodiversity sudah saatnya mengembangkan secara serius ekonomi kelautan dari berbasis teresterial (green economy) menjadi berbasis kelautan (blue economy) mengingat 755 wilayah Indonesia adalah laut dengan nilai 2,5 triliun USDper tahun dan akan terus meningkat dimasa akan datang.
  2. Blue carbon dari ekonomi pesisir yang meliputi mangrove, lamun, rumput laut dan phytoplankton merupakan penyerap emisi karbon dioksida yang lebih efisien disbanding dengan hutan tropis sebanyak 10 kali lipat.
  3. Kandungan karbon disedimen lebih rendah disbanding dengan below ground sebesar 70-80%, sehingga ini merupakan satu hal yang perlu dimasukkan dalam pengidentifikasian biaya manfaat dalam rangka penyusunan nilai valuasi ekonomi.
  4. Wilayah Delta Berau di Kalimantan Timurmerupakan salah satu wilayah yang memiliki penyerap karbon tertinggi di dunia bakan berdasarkan beberapa hasil penelitian nilainya mencapai 1,9 kilogram/m²/tahun. Hal ini sudah semestinya menjadi perhatian untuk peneliti dan pemerintah daerah untuk lebih serius dalam pengembangan pasar karbon dimasa yang akan datang.
  5. Dalam mendukung penerapan nilai blue economy tidak saja hanya terfokus pada fungsi terkait climate change impact, tapi juga harus secara luas dihubungkan dengan fungsi masyarakat, kemiskinan dan biodiversitas yang lain sehingga menyebabkan nilai ekonomi dari blue carbon kita meningkat dan Indonesia dapat menjadi pemain utama dalam negosiasi memenangkan pasar blue carbon dunia.

Link Video Kuliah Umum DISINI

Sumber : (hms_sep)

Berita Terbaru